"Survive" Setelah Menikah Muda. Menikah muda memang menjadi impian sebagian orang, antara lain agar nanti orangtua bisa menjadi "teman" bagi anak-anaknya ketika beranjak dewasa. Namun, tantangan untuk menikah di usia muda juga cukup besar. Misalnya, orang berusia muda pada dasarnya masih ingin bebas, masih ingin main, masih belum dapat mengutamakan kebutuhan pasangan daripada kebutuhan pribadi, dan lain sebagainya. berikut ini tip agar "Survive" Setelah Menikah Muda:
1. Sudah memiliki beberapa kematangan, seperti:
- Kematangan fisik. Biasanya pada umur 20-an fisik perempuan sudah matang. Tanda paling mudah untuk dilihat adalah mens pada perempuan.
- Kematangan emosional, yang dilihat dari sisi kepribadian. Kepribadian orang tersebut sudah tidak lagi kekanak-kanakan, tapi sudah dewasa.
- Kematangan sosial, yaitu kemampuan dalam membangun dan membina hubungan dengan orang lain.
- Kematangan moral, yaitu kemampuan untuk mengajarkan masalah spiritual kepada anaknya. Hal ini penting bagi seorang ibu untuk mendidik anaknya.
- Kematangan kognitif/pengetahuan, yaitu banyaknya pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk diajarkan kepada anaknya.
2. Mengetahui alasan sebenarnya mengapa Anda ingin menikah
Di Indonesia, ada dua alasan besar mengapa orang menikah muda. Pertama adalah marriage by accident, dan yang kedua adalah karena mereka telah memiliki rencana-rencana jangka panjang, misalnya mereka menginginkan anak yang umurnya tidak terlalu jauh atau jika mereka sudah memasuki usia pensiun, anaknya sudah dewasa.
3. Anda sudah mampu untuk membiayai kehidupan Anda sendiri, dan membiayai kehidupan keluarga. Pernikahan membutuhkan uang untuk membayar pengeluaran rumah tangga, apalagi jika sudah memiliki anak. Anda harus memikirkan berbagai biaya, seperti untuk membeli susu, makan, dan sekolah anak. Jika Anda sudah mampu, hal ini menjadi salah satu tanda Anda sudah dewasa dan siap untuk menikah.
4. Bisa menahan ego. Untuk Anda ketahui, masalah atau konflik yang biasa dialami bagi pasangan yang menikah di usia muda adalah masalah ego, di mana seseorang masih mementingkan dirinya sendiri.
5. Kita mengetahui siapa diri kita dan pasangan kita. Maksudnya adalah kita mengenal kepribadian kita dan pasangan. Apakah dia orangnya pemarah? Apakah saya bisa menghadapi orang pemarah? Apakah dia masih kekanak-kanakan? Apakah saya masih moody?
6. Membuat komitmen di awal pernikahan. Biasanya disebut perjanjian pra nikah. Tetapi sebaiknya yang menjadi perjanjian jangan hanya masalah keuangan, tetapi juga masalah-masalah lain.
Selamat mencoba agar "Survive" Setelah Menikah Muda…
Posting Komentar